BAB I
BAHAN KIMIA DI RUMAH
Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak jenis barang buatan
pabrik yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan kita perlu kita ketahui bahwa
diantara bahan-bahan tersebut ada yang berbahaya atau bersifat racun oleh
karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui jenis, sifat, kegunaan,
serta bahaya dari setiap bahan kimia yang kita gunakan dirumah
Sebagai mana kita ketahui, segala macam
benda yang ada disekitar kita merupakan materi sebenarnya, semua materi terdira
dari bahan kimia namun, dalam kehidupan sehari-hari kita lazim menggunakan
istilah materi dari pada bahan
kimia. Bila dilihat dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi dalam 2 bagian:
1. Bahan kimia alami
Yaitu
bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya air, kayu, cabai, bawang dll.
2. Bahan
kimia sintetis
Yaitu
bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi
serangga dll
Bahan kimia alami pada umunnya tidak menimbulkan masalah baik bagi manusia maupun lingkungan sebaliknya, bahan kimia buatan pabrik dapat menimbulkan masalah. Masalah dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, berbahaya, atau karena sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan sekarang ini, banyak bahan kimia alami yang telah berhasil dibuat dalam laboratorium, sehingga dapat diproduksi secara besar-besaran, misalnya vitamin C . sumber utama vitamin C berasal dari buah-buahan dan sayuran. Dalam kehidupan sehari-hari, produk buatan pabrik inilah yang sering kita sebut dengan istilah bahan kimia. Dengan kata lain, istilah bahan kimia, dimaksudkan untuk bahan kimia buatan pabrik, atau bahan kimia sintetis.
Bahan kimia alami pada umunnya tidak menimbulkan masalah baik bagi manusia maupun lingkungan sebaliknya, bahan kimia buatan pabrik dapat menimbulkan masalah. Masalah dapat terjadi karena ada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, berbahaya, atau karena sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan sekarang ini, banyak bahan kimia alami yang telah berhasil dibuat dalam laboratorium, sehingga dapat diproduksi secara besar-besaran, misalnya vitamin C . sumber utama vitamin C berasal dari buah-buahan dan sayuran. Dalam kehidupan sehari-hari, produk buatan pabrik inilah yang sering kita sebut dengan istilah bahan kimia. Dengan kata lain, istilah bahan kimia, dimaksudkan untuk bahan kimia buatan pabrik, atau bahan kimia sintetis.
Berbagai
jenis bahan kimia yang kita gunakan di rumah, dapa diolongkan berdasar
penggunaanya. Diantaranya:
1. Bahan
pembersih
2. Bahan
pemutih
3. Bahan
pewangi
4. Bahan
pembasmi serangga
Setiap bahan, mengandung senyawa kimia
tertentu sebagai bahan aktifnya. Misalnya pemutih, mengandung natrium
hipoklorit (NaClO) sebagai bahan aktifnya. Bahan aktif biasanya dicantumkan
pada label krmasan bahan tersebut.
BAB II
BAHAN PEMUTIH
Bahan pemutih adalah senyawa kimia yang
biasa dipergunakan dan dimanfaatkan selain sebagai pemutih pada bahan tertentu
juga sebagai penghilang noda maupun desinfektan.
Pemutih berdasarkan
wujudnya dapat dibedakan menjadi dua :
1. Padat
(bubuk putih)
Misalnya
kalsium hipoklorit dengan rumus kimianya Ca(OCl)2 , pada umumnya masyarakat
mengenal sebagai kaporit. Kaporit dapat dimanfaatkan dalam mensterilkan air
dari bakteri.
2. Cair
Pemutih
cair biasa disebut sebagai natrium hipoklorit (NaOCl) Selain dalam komposisi
senyawa tersebut pemutih cair umumnya juga mengandung : alkyl sulphate, parfum
(jika diperlukan) dan air. Di pasaran produk pemutih cair biasanya mengandung
natrium hipoklorit dengan konsentrasi sekitar 12%-13%. Alkyl sulphate dalam
merek dagang sering disebutemal-70 ditambahkan dan berfungsi sebagai penghilang
noda (stain remover).
Sedangkan berdasarkan
fungsi atau kegunaanya, bahan pemutih dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pemutih
pakaian
Larutan
pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium
hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%.
Sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa kalsium hipoklorit, (CaClO).
Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. Dalam kadar tinggi, klorin dapat
merusak pakaian.
Pemutih Hipoklorit tidak baik untuk bahan
poliester, sebab lebih memberikesan kuning daripada memutihkan. Pada umumnya,
bahan pemutih yang dijual di pasaran sudah aman untuk dipakai selama
pemakaiannya sesuai dengan petunjuk. Selain dengan noda, zat ini juga bisa
bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh
karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk. Pemutih merupakan
bahan kimia yang sangat reaktif. Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah
tangga lainnya dapat sangat berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan
pembersih kloset yang mengandung asam klorida dapat menghasilkan gas klorin.
Gasklorin dapat merusak saluran pernafasan, dan jika kadarnya cukup besardapat mematikan.
Mencampur pemutih dengan ammonia jugamenghasilkan gas beracun, yaitu kloramin
(NH2Cl) dan hidrazin (N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali mencampur
pemutih dengan bahanlain tanpa petunjuk atau pengetahuan yang jelas. Pemutih
pakaian sebagaian besar dibuat dari jenis bahan kimia yang sangat kuat. Umumnya
bersifat korosif. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dalam waktu lama.
2. Pemutih
makanan
Bahan
pemutih makanan, biasanya digunakan untuk memutihkan trigu, tepung sagu, tepung
jagung, dan beras. Agar warna makanan yang dihasilkan terlihat bersih dan tidak
kusam. Beberapa contoh bahan pemutih makanan, yaitu: Benzoil, Peroksida, Kalium
Bromat, Kalsium Lodat, dan Asam Askorbat. Bahan pemutih makanan ini, akan
mrngoksidasi pigmen karotenoid pada makanan, sehingga makanan menjadi putih.
Fungsi bahan pemutih makanan adalah mengoksidasi gugus sulfhibrid, dalam
gluten. Penggunaan Pemutih terhadap kesehatan adalah dapat mengakibatkan
terjadinya diare, penyakit seborrhea, kerapuhan kuku atau jaringan tanduk
(keratin) dan gangguan pada ginjal dan
apabila kadar kalsium dalam darah turun dibawah normal maka kalsium dalam
tulang akan dimobilisasi sehingga pembentukkan tulang baru akan terhambat.
3. Pemutih
Kulit
Pemutihan
kulit, adalah penggunaan bahan-bahan kimia yang bertujuan untuk mencerahkan
kulit dengan cara mengurangi konsentrasi melanin (zat warna kulit). Pemutihan
kulit yang dapat mengurangi atau memblokir produksi melanin umumnya bekerja
dengan cara menghambat pembentukan suatu enzim yang disebut tyrosinase.
Perawatan ini yang terbanyak berupa lotion topikal atau gel berisi bahan-bahan
penghambat melanin dan retinoid. Bisa juga digunakan bahan-bahan alami atau
metode laser, tentunya dengan mempertimbangkan respon terapi. Beberapa bahan
berbahaya yang terdapat dalam pemutih kulit:
a.
Mercury
Banyak produk pemutih kulit menggunakan bahan toksik mercury antara lain mercury chloride atau
ammoniated mercury. Sejak tahun 1990 di USA, bahan ini dilarang penggunaannya
oleh karena mercury akan terakumulasi di kulit dan pemakaian jangka panjang
menimbulkan efek menghitamkan kulit. Bahkan beberapa studi menunjukkan pada
pemakaian jangka panjang, mercury akan terserap masuk aliran darah dan
terakumulasi pada organ tubuh penting seperti ginjal. Tentu saja hal ini berbahaya
bagi kesehatan.
b.
Hydroquinone
Hydroquinone adalah suatu penghambat produksi melanin
yang kuat, hal ini berarti mencegah penghitaman kulit. Hydroquinone tidak
membuat kulit terkelupas tetapi mencerahkan kulit, dengan cara mengganggu
pembentukan dan produksi melanin. Melanin adalah suatu zat warna kulit yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit pada kulit. Melanin ini terbentuk terutama
apabila kulit terpapar oleh sinar matahari. Terbentuknya melanin justru
melindungi kulit dari efek ultraviolet yang merupakan salah satu faktor risiko
timbulnya kanker kulit. Oleh karena itu beberapa negara melarang penggunaan
Hydroquinone.
c.
Arbutin
Arbutin berasal dari daun bearberry, cranberry,
mulberry atau blueberry shrubs, dan juga terdapat pada kebanyakan pear.
Bahan-bahan ini dapat menghambat produksi melanin. Arbutin dan ekstrak tumbuhan
yang lain merupakan alternatif pencerah wajah yang aman. Studi medis telah
menunjukkan efisiensi arbutin untuk mencerahkan wajah.
d.
Tretinoin
Penelitian menunjukkan penggunaan Tretinoin (juga
disebut sebagai all-trans retinoic acid) efektif untuk mengobati perubahan
warna kulit. Saat menggunakan tretinoin harus menghindari sinar matahari.
Pemakaian tretinoin membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar UVA dan
UVB.
e.
Alpha hydroxy acids
Alpha hydroxy acids (AHAs) — terdiri atas lactic acid
dan glycolic aci. Penggunaan AHA berkonsentrasi 4% – 15% tidak efektif untuk
menghambat melanin dan tidak bermanfaat sebagai pencerah kulit. Pada
konsentrasi ini, AHA bermanfaat untuk merangsang penggantian kulit dan
mengangkat kulit superfisial yang rusak (eksfoliasi) dimana sel-sel
hiperpigmentasi terakumulasi. Pada penelitian lain menunjukkan AHA bermanfaat
untuk menghambat pembentukan melanin selain eksfoliasi. Peeling (pengelupasan
kulit) menggunakan bahan alpha hydroxy acid (konsentrasi 50% atau lebih) dapat
mengangkat kulit yang menghitam. Metode ini hanya dapat dilakukan oleh dokter
yang mempunyai kompetensi melakukan peeling.
f.
Kojic acid
Kojic acid adalah adalah produk sampingan dari proses
fermentasi beras yang digunakan pada industri sake (minuman fermentasi beras
Jepang). Beberapa penelitian menunjukkan kojic acid efektif menghambat produksi
melanin. Tetapi produk ini kurang stabil, paparan udara atau sinar matahari
dapat membuat perubahan warna dan mengurangi efektivitasnya. Pemakaian bahan
kojic acid mungkin mempunyai efek karsinogen. Studi lain menunjukkan bahan ini
dapat menimbulkan alergi dan iritasi kulit.
g.
Azelaic acid
Azelaic acid adalah komponen padi-padian antara lain
gandum, gandum hitam, dan barley. Formulasi cream ini mengandung bahan aktif
20%. Azelaic acid digunakan sebagai obat jerawat, tetapi juga efektif untuk pengobatan
hiperpigmentasi kulit.
h.
Vitamin C
Magnesium ascorbyl phosphate, L-ascorbic acid,
ascorbyl glucosamine, dan ascorbic acid adalah berbagai macam vitamin C.
Bermanfaat sebagai antioksidan kulit. Beberapa studi menunjukkan manfaat
vitamin C untuk menghambat produksi melanin. Untuk tujuan ini, digunakan
vitamin C konsentrasi tinggi (> 5%). Bahan ini jarang digunakan dalam
industri kosmetik.
4. Pemutih
Gigi
Kandungan utama bahan pemutih gigi
tergantung dari produsen pembuatnya, diantaranya hydrogen peroxide, carbamide
peroxide atau urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen
dan natrium
fluoride. Beberapa produk
mengandung bahan tambahan potasium nitrat dan fluoride, untuk
membantu mengurangi sensitifitas gigi.
Mekanisme kerja bahan pemutih peroxide dan non
peroxide yaitu
dengan cara masuk melalui perantara enamel ke tubuli
dentin dan mengoksidasi pigmen pada dentin,
menyebabkan warna gigi menjadi lebih muda. Proses ini dapat dipercepat
menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar
dengan intensitas cahaya tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional,
sinar laser, sinar plasma arc dengan intensitas tinggi. Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan
efek samping berupa gigi yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada
gusi. Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi,
umumnya dalam waktu singkat, dapat ditanggulangi dengan memendekkan waktu
proses pemutihan setiap harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain. Iritasi pada
mukosa gingiva dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang berlebihan,
keluar dari sendok cetak sehingga mengiritasi mukosa atau kemungkinan tertelan.
Sakit pada otot pengunyahan dan gusi untuk
penderita yang menggunakan sendok cetak sepanjang malam, disebabkan karena
adanya perubahan pada kondili.
BAB III
AKIBAT PEMAKAIAN BAHAN PEMUTIH
Pemutih
(bleaching agent) adalah bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengatasi
kotoran yang membandel pada pakaian. Bahan aktif yang terkandung dalam pemutih
pakaian, antara lain natrium hipoklorit atau natrium perklorat. Namun demikian,
pemakaian pemutih yang terlalu sering dan berlebihan dapat menyebabkan pakaian
cepat rusak. Ini disebabkan bahan aktif tersebut dapat merusak
partikel-partikel dan serat kain. Pemakaian pemutih yang berlebih dan terlalu
sering menyebabkan serat-serat kain menjadi keras dan rapuh, dan dapat
mengakibatkan memudarnya warna pada pakaian berwarna.
Penggunaan pemutih yang berlebihan selain
dapat menyebabkan kerusakan juga berdampak negatif pada lingkungan. Jika air
bekas cucian yang mengandung pemutih dibuang ke tanah maupun ke sungai-sungai
dapat menimbulkan pencemaran air. Selain itu, dalam pemutih terkandung zat-zat
aktif dan bahan-bahan yang bersifat korosif yang dapat membunuh bakteri
menguntungkan dalam tanah. Akibatnya, kesuburan tanah dapat terganggu. Lebih
luas lagi pembuangan limbah yang mengandung pemutih akan menimbulkan pencemaran
lingkungan baru. Khusus untuk pemutih wajah yang ditawarkan, kita harus
hati-hati dalam memilih maupun menggunakannya. Hal ini karena beberapa produk
pemutih wajah dan tubuh terbukti mengandung logam berat merkuri (raksa).
Pemutih yang mengandung merkuri jika digunakan secara terus-menerus dapat
bersifat sebagai racun di dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker ( bersifat
karsinogen). Penggunaan bahan
pemutih gigi pun, juga dapat menimbulkan efek samping berupa gigi yang
sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada gusi.
BAB IV
CARA MENCEGAH ATAU MENANGGULAGI DAMPAK PEMAKAIAN BAHAN PEMUTIH
Penggunaan bahan kimia tidak dapat dihindari karena
sebagian bahan kimia sangat menunjang kehidupan kita. Namun, penggunaan
bahankimia secara tidak tepat bisa berdampak negatif bagi manusia
danlingkungan. Untuk mencegah dampak negatif tersebut, ada beberapa
hal penting yang perlu kita ketahui yaitu sebagai berikut :
1.
Selalu membaca
label pada kemasan. Pada label biasanya terdapat petunjuk penggunaan
produk secara aman, komposisi bahan-bahan kimia yang ada didalamnya, serta
pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terjadi kesalahan penggunaan.
2. Menggunakan bahan/produk kimia secara wajar dan sesuai kebutuhan.
3. Menggunakan bahan/produk kimia yang muda terurai sehingga tidak mencemari
lingkungan. Penggunaan deterjen yang mudah terurai (biodegradable) akan
mengurangi pencemaran sistem air.
4. Menyimpan produk-produk yang mengandung bahan kimia ditempat yang aman.
Sebagai contoh, menyimpan cairan pembersih lantai, ditempat yang tidak bisa
dijangkau anak-anak.
5. Tidak membuang sisa-sisa bahan kimia secara
sembarangan, karena dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan.
BAB V
PENUTUP
1.
Simpulan
Sebagai
mana kita ketahui, segala macam benda yang ada disekitar kita merupakan materi sebenarnya,
semua materi terdiri dari bahan kimia namun, dalam kehidupan sehari-hari kita
lazim menggunakan istilah materi dari pada bahan
kimia. Bila dilihat dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi dalam 2 bagian:
1. Bahan kimia alami
Yaitu
bahan kimia yang terdapat di alam. Misalnya air, kayu, cabai, bawang dll.
2. Bahan
kimia sintetis
Yaitu
bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik, sampo, bahan pembasmi
serangga dll.
Sedangkan berdasar penggunaanya,
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan
pembersih
2. Bahan
pemutih
3. Bahan
pewangi
4. Bahan
pembasmi serangga
Sedangkan yang sedang kita bahas
pada materi ini, adalah bahan pemutih.
Bahan pemutih adalah senyawa kimia yang
biasa dipergunakan dan dimanfaatkan selain sebagai pemutih pada bahan tertentu
juga sebagai penghilang noda maupun desinfektan.
Pemutih
berdasarkan wujudnya dapat dibedakan menjadi dua :
1. Padat
(bubuk putih)
2. Cair
Sedangkan berdasarkan fungsi atau
kegunaanya, bahan pemutih dapat dikelompokkan menjadi:
1. Pemutih
pakaian
2. Pemutih
makanan
3. Pemutih
kulit
4. Pemutih
gigi
3.
Saran
a.
Sebaiknya jika kita menggunakan pemutih,
entah pemutih pakaian, makanan, kulit, maupun gigi, kita harus menggunakanya secara tidak
berlebihan, atau mengikuti petunjuk yang sudah disesuaikan, agar kita dapat
meminimalisir dari dampak negatif pemakaian bahan pemutih tersebut.
b.
Agar kita dapat mengurangi, bahkan
terhindar dari dampak atau efek pemakaian bahan pemutih, sebaiknya kita mencari
alternatif bahan pemutih, yang menimbulkan efek yang sangat sedikit bagi tubuh
kita. Misalnya, dengan menggunakan strawberry sebagai pemutih gigi, bengkuang
sebagai pemutih kulit, jeruk nipis sebagai pemutih pakaian, dll.
c.
Jika kita igin menggunakan bahan pemutih
yang langsung jadi atau dalam kemasan, dan tidak ingin repot-repot mengolahnya
terlebih dahulu, kita dapat mencari produk yang mengandung sedikit bahan kimia
yang membahayakan, atau yang terbuat dari bahan alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar